Tetaplah Bermimpi


       Siang itu, empat sahabat yang masih duduk di bangku kelas 4 SD yaitu Cilla, Putri, Indra, dan Vino sedang berkumpul di rumah Cilla. Mereka sedang mengerjakan tugas Bahasa Indonesia bersama. Tugas mereka adalah menuliskan cita-cita di kertas disertai alasan dan motivasi.
“Teman-teman gimana udah selesai belum?” tanya Cilla.
“Udah Cilla,” jawab Putri, Indra, dan Vino serentak
“Tapi, aku ingin tahu cita-cita kalian juga. Gimana kalau kita baca satu per satu? Jadi kita semua bisa tahu cita-cita satu sama lain,” usul Putri.
“Setuju,” ucap Indra. Semua ikut tersenyum menandakan setuju.
“Oke aku dulu ya. Cita-cita Putri ingin menjadi dokter. Putri ingin sekali membantu menyembuhkan orang-orang yang sakit. Putri senang bisa melihat orang-orang yang sakit menjadi sehat kembali, juga melihat mereka tersenyum kembali. Kata papah, Putri bisa meringankan beban mereka,” ucap Putri menjelaskan.
“Wah Putri, cita-cita kamu mulia sekali,” ucap Cilla memuji.
“Ehmm sekarang aku ya. Cita-cita Indra ingin menjadi hakim. Seperti kita tahu, tugas hakim memberikan keputusan perkara yaitu sanksi dan hukuman atas tindakan kejahatan seseorang sesuai hukum. Namun, di Indonesia ini banyak ketidakadilan yang terjadi,” ucap Indra yang tiba-tiba dipotong oleh Vino.
“Benar ndra, masa maling ayam dipenjara lebih lama sih daripada pejabat yang jelas-jelas korupsi. Apa mungkin hakimnya disuap?” tanya Vino.
“Iya, kenyataannya sekarang ini uang segalanya, banyak orang yang tidak jujur sehingga mau disuap, mungkin termasuk hakim, padahal itu kan dosa. Karena itu, aku ingin jadi hakim yang jujur, adil, serta bijaksana dalam memutuskan perkara sehingga di Indonesia ini dapat tercipta keadilan yang sebenarnya.
“Indra benar, kata papah aku semua orang itu sama di mata hukum tidak pandang kaya atau miskin,” ucap Putri menambahkan.
“Giliran aku ya teman. Cita-cita Cilla ingin menjadi guru Matematika. Perhitungan Matematika itu selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya jual-beli. Jadi, Matematika penting kita tahu dan harus dipelajari. Selain itu, guru juga inspirasiku karena beliau pahlawan tanpa tanda jasa. Beliau rela mengajarkan ilmu pada kita dengan penuh kesabaran,”  ungkap Cilla penuh keyakinan.
       Semua tersenyum mendengar cita-cita Cilla. Indra, Cilla, dan Putri memandang Vino karena hanya dia yang belum membacakan cita-citanya.
“A..a..aku nggak yakin sama cita-citaku teman-teman. Apa mungkin kita kelak bisa mencapainya. Aku takut berkhayal terlalu tinggi, kalau jatuh pasti sakit sekali,” ucap Vino pelan.
“Kamu salah Vino, justru dengan mimpi, cita-cita dan khayalan, kita akan termotivasi untuk mencapainya kelak,” ungkap Putri.
“Benar, kita akan termotivasi untuk mewujudkannya kelak. Pastinya dengan senantiasa berusaha, pantang menyerah, terus berjuang, dan jangan lupa berdoa pada Allah. Karena Allah yang akan menentukannya kelak dan Allah Maha Mengetahui yang terbaik untuk kita,” penjelasan Cilla meyakinkan.
“Janganlah takut terjatuh karena kegagalan adalah awal dari kesuksesan. Memang di dunia ini tidak ada yang mudah tapi tidak ada yang tidak mungkin asal kita mau berusaha dan percayalah bagi Allah semua mungkin terjadi,” ungkap Indra penuh semangat.
“Teman-teman, kalian benar. Harusnya aku jangan mudah putus asa, aku kan juga belum mencoba. Terima kasih ya motivasinya, aku beruntung punya teman seperti kalian,” ucap Vino tersenyum.
“Sama-sama Vino,” balas Indra, Cilla, dan Putri bersama.
       Mereka semua tersenyum sambil berpandangan satu sama lain. Kini, Vino sudah tidak takut untuk bermimpi. Vino bercita-cita menjadi pemain timnas sepakbola, ia ingin membawa nama harum Bangsa Indonesia di dunia Internasional lewat sepakbola. Mereka yakin dan akan selalu berusaha untuk menggapai cita-citanya kelak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi yang Dibaca oleh Meyda Sefira dan Oki Setiana Dewi di Film Ketika Cinta Bertasbih

Puisi (Karya Meyda Sefira) dan Lirik Lagu Untukmu Calon Imamku

8 Rekomendasi Bedak Padat Bagus dan Murah di Bawah 25 Ribu